Review Novel " Sang Alkemis " Karya Paulo coelho

1. Penulis : Paulo Coelho 2. Alih Bahasa: Tanti Lesmana 3. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama 4. Tahun terbit : 2005 5. Tebal buku : 216 Halama, 20 Cm Kesempatan kali ini saya akan membahas Novel berjudul The Alchemist ( Sang Alkemis ) yang merupakan karangan Paulo Coelho. Saya tidak pernah tertarik untuk membaca novel dengan genre seperti ini, tetapi saya mendengar kalau novel sang Alkemis ini sangat bagus, jadi membuat saya tertarik membacanya sampai tuntas. Novel sang Alkemis adalah buku pertama yang saya baca sampai selesai, dan setelah saya menghabiskan buku ini saya semakin beremangat dalam membaca. Bagi saya buku sang Alkemis ini sangat rekomended bagi kalangan remaja, dengan jumlah halaman yang tidak tebal ( 216 halaman ) membuat saya cukup tertarik untuk membacanya berulang-ulang. Isi cerita dalam Novel ini cukup mudah dipahami. Singkatnya, Novel ini berkisah tentang perjalanan seorang gembala bernama Santiago Yang ingin menuju mesir untuk mewujudkan mimpinya. Dalam sang Alkemis, Coelho memberikan cara pandang lain mengenai takdir, ia membuat konsep yang simple mengenai si tokoh utama yang memiliki kebebasan untuk memilih impian, tetapi harus menjalani segala konsekuensi yang ada dibaliknya. Coelho juga menawarkan konsep yang menarik yaitu konsep mengenai alam semesta. Disini, alam semesta memberikan pertanda kepada santiago agar ia benar-benar layak memperoleh impiannya. Pertanda disini bukan semacam sihir atau melihat arah dari rasi bintang, Tetapi alam semesta memberikan pertanda lewat ujian yang mesti Santiago lalui. Mulai dari dirinya ditipu oleh orang asing di dermaga – hingga hartanya ludes, sampai perjalanan melewati padang pasir yang kejam. Pertanda itu tak hanya berguna memberikan warna bagi Santiago dalam perjalanannya meraih mimpi. Dengan berbagai pengalaman baru tersebut, harta yang dikejarnya itu menjadi lebih berharga. Tak hanya itu, Santiago juga dihadapkan dengan banyak orang yang ternyata memberi andil dalam perjalanannya. Ia bertemu dengan seorang wanita gipsi, seorang pria yang mengaku dirinya raja, seorang penjual kristal, ilmuwan Inggris, Fatimah dan Sang Alkemis yang bijaksana. Semuanya ikut mendukungnya untuk meraih harta yang diimpikannya. Dari sekian banyak orang itu, Sang Alkemis adalah tokoh yang paling penting dalam mengajari Santiago untuk mendengarkan suara hatinya. Sebab, suara hati menjadi pembimbing yang berperan dalam mengambil keputusan dan sebagai kompas penunjuk dimana harta karun itu berada. Awalnya, konsep-konsep tersebut terasa agak tidak masuk akal. Tapi kalau kita terus mengikuti perjalanan Santiago dalam kisah ini, akhirnya, kita akan memahami bahwa apa yang dipelajari oleh Santiago tidak hanya untuk mendapatkan harta karun. Lebih penting daripada itu, sebuah karakter yang tangguh dan percaya diri. Novel Sang Alkemis juga tak luput dari pengetahuan yang luas. Salah satunya adalah istilah unik yang dapat ditemui didalam cerita ini yaitu, “maktub” yang berarti telah tertulis atau ketentuan. Kemudian, konsep takdir, alam semesta juga alkimia yang dibawakan tampak seperti membingungkan, tetapi semakin kita meneruskan bacaan semakin kita dapat sadari bahwa banyak dari hal-hal tersebut terjadi atau dapat kita rasakan dalam kehidupan kita. Kata – kata Bijak yang ada dalam Novel sang Alkemis : 1. Kalau kau memulai dengan menjanjikan sesuatu yang belum kau miliki, kau akan kehilangan hasratmu untuk berusaha memperolehnya – Sang Raja 2. Kau harus mengerti, cinta tak pernah menghalangi orang mengejar takdirnya. Kalau dia melepaskan impiannya, itu karena cintanya bukan cinta sejati. Bukan cinta yang berbicara bahasa dunia – Sang Alkemis 3. Orang dicintai karena dia memang dicintai. Tak perlu ada alasan untuk mencintai – Fatimah 4. Setiap Pencarian dimulai dengan keberuntungan bagi si pemula, dan setiap pencarian di akhiri dengan ujian berat bagi si pemenang. – Sang Alkemis 5. Bukan cinta namanya kalau hanya berdiam diri saja seperti padang pasir, atau menjelajahi dunia seperti angin. Bukan pula cinta namanya, kalau hanya memandang segala sesuatu dari kejauhan seperti matahari. Sebab saat kita mencintai, kita selalu berusaha menjadi lebih baik – Santiago

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel "Gadis Kretek" karya Ratih Kumala.

Resensi Novel Roman “ATHEIS” Antara Keyakinan dan Agama Karya Achdijat Karta Miharja

Resensi Novel “Anak Semua Bangsa” Karya Pramoedya Ananta Toer